Artikel5 Tips Membangun Relasi yang Baik Antar-Jemaat Gereja
Dinda Fitria Sabila
Penulis
5 menit - 20 Maret 2023
Membangun relasi yang baik antar jemaat - Gereja yang baik merupakan gereja yang jemaatnya memiliki relasi yang baik dengan Tuhan. Untuk membangun relasi yang baik dengan Tuhan, jemaat senantiasa saling bersekutu, berdoa, dan membaca firman-Nya.
Lantas bagaimana tips membangun relasi yang baik antar-jemaat? Kunci utama supaya kita dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama terletak pada bagaimana hubungan kita dengan Tuhan secara pribadi. Relasi pribadi di gereja dengan jemaat dengan relasi kita dengan sesama di dunia sekuler sangatlah berbeda.
Bila di dunia sekuler, kita memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, maka orang lain akan baik dengan kita. Namun, dalam ajaran Nasrani tidak demikian. Walaupun orang lain tidak menunjukkan gelagat kebaikan terhadap kita, kita harus tetap membalasnya dengan kebaikan. Inilah yang diajarkan oleh Yesus yang sering disebut dengan Kasih.
Menerapkan Tips Membangun Relasi yang Baik Antar-Jemaat
Kesibukan kerja, perbedaan aktivitas sangatlah berpengaruh pada relasi pribadi seseorang dengan jemaat di gereja. Akibatnya, tak jarang persekutuan antar jemaat menjadi renggang bahkan tidak saling mengenal satu sama lain.
Karena itulah, belakangan ini di gereja-gereja kelompok-kelompok kecil atau juga dapat berbentuk persekutuan wilayah. Tujuannya agar mereka yang tidak terjangkau dalam kelompok besar dapat dipantau melalui kelompok kecil ini.
Selain itu, beberapa kegiatan gereja dapat jadi penerapan tips membangun relasi yang baik antar-jemaat. Lantas apa saja tips membangun relasi yang baik antar-jemaat itu?
Membuat Event Bakti Sosial
Relasi harmonis dapat tercipta dari saling mengasihi. Mengasihi yang dimaksud bukan hanya sekadar rasa simpati belaka, melainkan juga diwujudkan dengan tindakan yang nyata. Tindakan mengasihi akan terwujud bila seseorang dengan rela hati memberi waktu dan perhatian pada orang lain.
Tidak cukup itu, tindakan praktisnya yakni, bila kita melihat saudara kita membutuhkan, maka kita secara spontan membantunya berupa moril dan materil. Salah satu contohnya dengan bakti sosial. Melalui kegiatan bakti sosial ini gereja berusaha hadir nyata saling mengasihi.
Event-event bakti sosial dapat diadakan bertepatan dengan kalender tematik gereja. Seperti perayaan paskah, natal, dan ulang tahun gereja.Event bakti sosial juga dapat diagendakan secara spontan, seperti pasca-bencana alam.
Mengadakan Doa Bersama
Relasi harmonis juga dapat tercipta dari saling mendoakan sesama. Seperti yang tertulis dalam kitab suci dalam kitab Matius 18:20, Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di sana Aku hadir di tengah-tengah mereka.
Berangkat dari kutipan ayat suci tersebut, kegiatan berkumpul dan berdoa bersama menjadi kebiasaan umum yang kita lakukan. Bahkan gereja telah memiliki kalender tematik yang mengatur rangkaian doa bersama. Seperti saat menjelang Paskah dan Natal.
Kita percaya dengan berdoa Bersama-sama, Tuhan akan hadir secara nyata di tengah-tengah kita. Selain berdoa bersama, umat juga dapat mengadakan pendalaman kitab suci untuk merenungkan firman-Nya. Dengan begitu, kegiatan berkumpul bersama menjadi lebih intim, baik untuk membangun relasi dengan sesama maupun membangun relasi dengan Tuhan.
Mengadakan Retret
Sama seperti halnya berkumpul dan berdoa bersama, retret juga dapat mempererat relasi dengan sesama umat. Retret merupakan salah satu kegiatan yang sering diselenggarakan oleh gereja. Sebab, retret adalah kegiatan penguatan iman, baik secara pribadi maupun kelompok.
Di dalam Alkitab, istilah retret telah ada sejak zaman Yesus. Jika kita membacanya di Alkitab, Yesus kerap pergi menyendiri ke lereng gunung, padang gurun, hingga taman getsemani untuk menghabiskan waktu dalam keheningan dan kesendirian, serta berdoa kepada Allah.
Manfaat nyata yang dirasakan dengan mengikuti retret rohani adalah memperluas dan menambah relasi dengan saudara seiman. Jika mungkin saat mengikuti ibadah setiap hari Minggu Anda hanya dapat bertegur sapa sesaat, dengan mengikuti retret rohani, Anda akan terlibat dalam satu kegiatan bersama dengan durasi yang cukup lama. Layaknya sebuah teamwork, kegiatan retret rohani tentu akan mempererat tali persaudaraan seiman.
Mengadakan Kegiatan Donor Darah
Hampir sama dengan kegiatan bakti sosial, kegiatan donor darah juga merupakan wujud nyata dari rasa simpati terhadap sesama. Kegiatan donor darah berarti menjaga kita supaya tidak kehilangan kepedulian sosial.
Di dalam ayat Hosea 6:6 dan Injil Matius 9:13, 12:7, Tuhan Yesus juga menegaskan pentingnya berbuat kasih kepada sesama lebih dari pengurbanan dan korban persembahan yang semakin menegaskan kita pentingnya berbuat kasih kepada sesama. Karena inilah yang pasti dilakukan Kristus Yesus. Sebagai Nasrani, kita perlu peka akan kebutuhan kemanusiaan.
Dengan ragam manfaat yang dirasakan dari tersebut, tentu kegiatan-kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkala. Untuk membantu membuat manajerial jadwal kegiatan gereja, pengurus gereja dapat memanfaatkan aplikasi gereja Erista.
Dengan fitur Group Management yang dimiliki oleh Erista, pengurus dapat lebih mudah dalam membuat jadwal kegiatan hingga melakukan pendataan jemaat.
Sistem manajemen yang tersentral satu data ini tentu memudahkan pengurus maupun umat yang hendak berpartisipasi dalam setiap kegiatan gereja, misalnya mengikuti retret rohani atau kegiatan lain sebagai penerapan tips membangun relasi yang baik antar-Jemaat.
Di jaman digital saat ini, hampir sebagian besar manusia telah menggunakan teknologi perangkat elektronik berupa handphone, komputer, laptop, tablet, dan lainnya. Perangkat elektronik bukan menjadi suatu hal yang asing lagi untuk manusia. Karena sebagian besar waktu manusia pasti digunakan untuk mengakses berbagai aplikasi atau software di perangkat elektronik baik secara online maupun offline.
Penelitian terbaru oleh McCrindle, sebuah organisasi penelitian sosial terkemuka, menemukan bahwa anak muda saat ini (Generasi Z dan Alpha) menganggap “kolaborasi dan kontribusi” sebagai gaya kepemimpinan yang ideal. Ini kontras dengan gaya “perintah dan kendali”, yang sering dipilih oleh generasi yang lebih tua.
Salah satu contoh aplikasi gereja yang dapat membantu meningkatkan keaktifan jemaat - Menurut survei, 52% jemaat khususnya milenial saat ini tidak aktif berinteraksi dengan gereja. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya dari faktor dalam dan luar gereja. Faktor dalam seperti adanya program gereja yang sudah tidak menarik lagi, tidak relevan, tidak autentik, kurang modern, milenial merasa tidak dilibatkan dalam pelayanan gereja, dan lain sebagainya.