ArtikelMengatasi Tantangan Gereja Masa Kini Dengan Aplikasi Gereja
Hendri Purnama
Penulis
6 menit - 10 Februari 2023
Mengatasi tantangan gereja masa kini dengan aplikasi gereja - Saat ini kita hidup di tengah zaman yang sangat berbeda dari zaman pada saat Alkitab diturunkan. Pertanyaan yang mungkin terlintas adalah, apakah Alkitab masih relevan dengan kehidupan sekarang?. Jawabannya sudah tentu masih relevan, karena Alkitab memang diciptakan untuk bisa dijadikan pedoman oleh umat manusia selama menjalani kehidupan. Namun, tentu pihak gereja tetap memiliki tantangan gereja masa kini yang harus diatasi. Gereja masih kerap kali menemui beberapa tantangan sehingga keyakinan-keyakinan dan nilai yang mereka punyai dalam menjawab tantangan logis masih kurang maksimal.
Secara umum, ada beberapa jenis tantangan gereja masa kini, dimulai dari tantangan internal, eksternal, dan individualism. Namun sayangnya masih banyak jemaat yang belum menyadari tantangan ini, sehingga mereka tidak tahu.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin menjabarkan beberapa hal yang menjadi tantangan gereja masa kini, anda bisa membaca lebih lengkap pada penjelasan berikut ini.
Tantangan Gereja Masa Kini
Tantangan Internal
Sebelum menilik pada tantangan eksternal, terkadang gereja juga memiliki permasalahan internal seperti perpecahan organisasi dalam gereja karena permasalahan finansial, beda pemahaman, perbedaan keperluan kubu dan sebagainya (1 Korintus 3: 3). Perpecahan harus terjadi untuk menyaksikan siapakah yang tahan uji. Tetapi, jangan hingga kitalah yang menjadi sumber perpecahan itu. Kita harus ingat memang Yesus tidak berharap perpecahan (Matius 12:25).
Hal ini tentu harus segera disadari dan dibenahi oleh para jemaat dan pengurus gereja karena Tuhan tidak suka perpecahan. Bukankah lebih bagus apabila kita masuk ke surga-Nya bersama sama, tanpa harus terpecah?
Tantangan Eksternal
Zaman postmodern pada masa sekarang memiliki peran tidak sedikit dalam menghidupkan moralitas baru dengan standar pribadi. Banyak juga terjadi propaganda, isu radikalisme agama, maupun beragam gerakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang berani melakukan tindakan ekstrim. Hal ini seolah-olah menyalahkan gereja dan meminta pihak gereja untuk bertanggung jawab. Ini juga menjadi salah satu tanda bahwa intoleransi dan fanatisme agama serta eksklusivisme meningkat tinggi di dalam jalinan sosial keagamaan di masyarakat.
Saat ini, banyak kawula muda kita yang mudah terjerat pada kesesatan informasi, berita palsu, dan provokasi yang menjadi viral di media sosial. Sehingga mereka bisa menjadi sasaran empuk untuk direkrut oleh grup radikal yang sedang mengembangkan jaringan organisasi mereka, seperti contoh dibawah ini:
Maraknya beragam ajaran sesat yang memiliki aliran sesat seperti Mormonisme, Gnostik, Christian Science, Saksi Yehova dan lain lain.
Penganiayaan kepada para jemaat yang dianggap sebagai antisosial dan penyebab kerusuhan.
Manusia yang semakin kesini merasa tambah pintar sehingga seperti tidak memerlukan kehadiran Tuhan.
Tantangan Individualisme
Dari segi individualisme, terkadang manusia merasa sibuk dengan dunianya, seperti para kaum milenial yang lebih sering bergumul dengan dunia maya. Sehingga gadget sudah menjadi ‘sesembahan’ jenis baru. Terlihat dari para jemaat yang jarang memiliki buku alkitab karena sudah memiliki Alkitab berupa digital bible di HP maupun Ipad.
Bahkan yang lebih menyedihkan adalah, selama kebaktian berlangsung, mereka lebih cenderung bermain media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan sebagainya. Belum lagi banyaknya perzinahan dan perceraian dari para jemaat. Banyak yang tidak memikirkan keadaan sesama dan tidak berkomitmen untuk memprioritaskan diri untuk mempelajari Alkitab sebagai pedoman utama di dalam hidup mereka.
Untuk mengatasi permasalahan ini, tentu pihak gereja memerlukan solusi. Untungnya, solusi ini hadir dalam bentuk “aplikasi gereja” yang akan mengurai dan mengatasi permasalahan para jemaat gereja, karena dengan aplikasi semacam ini, kita bisa mempererat rasa persaudaraan dan cinta kasih kepada sesama, lewat satu aplikasi saja. Satu aplikasi ini juga bisa berfungsi untuk banyak hal.
Manfaat menggunakan Aplikasi Gereja
Aplikasi Gereja memudahkan Komunikasi Jemaat dan Gereja
Aplikasi gereja bisa dijadikan sebagai alat komunikasi untuk hal-hal yang berhubungan dengan Gereja. Aplikasi gereja biasanya dilengkapi dengan fitur Help Request yang memungkinkan para Jemaat bisa berkomunikaasi langsung dengan pihak Gereja. Selain itu, apabila Gereja memiliki informasi yang harus disebarkan, bisa disampaikan dengan cara Shout, Banner, News, dll, yang bisa diakses lewat aplikasi. Dengan memiliki 1 pintu komunikasi, informasi yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh jemaat.
Aplikasi Gereja untuk memonitor Kerohanian jemaat
Aplikasi semacam ini juga mampu jadi salah satu sarana untuk pengamatan dan pertumbuhan rohani Jemaat. Dengan menggunakan aplikasi gereja, pihak Gereja bisa memantau seberapa aktif seorang Jemaat dalam acara-acara yang diselenggarakan gereja, kualitas rohani melalui catatan devotion, serta poin-poin acara untuk menunjukkan seberapa antusias para Jemaat saat menghadiri acara Gereja. Nantinya data-data ini bisa dikelola untuk mempererat dan memberitahu pihak gereja mengenai acara apa yang harus mereka pertahankan, atau membuat acara baru yang lebih menarik para jemaat.
One-stop-Application Pengganti Benda Fisik
Aplikasi Gereja bisa berfungsi untuk menggantikan benda benda fisik dari gereja, seperti misalnya Kartu Jemaat, Warta Jemaat, Liturgi, Buku Pujian, dsb. Bahkan saat ini mayoritas aplikasi untuk gereja sudah ada memiliki Alkitab digital didalamnya, sehingga Jemaat tidak perlu bersusah payah membawa buku alkitab maupun menginstal aplikasi Alkitab secara terpisah.
Saat ini ada banyak aplikasi gereja, namun ada satu yang harus anda coba untuk gereja anda, yaitu aplikasi Erista. Software Erista memiliki fitur yang mencakup banyak hal, seperti yang sudah tertulis diatas, sehingga memudahkan para jemaat dan pihak gereja dalam mengatur mobilitas jemaatnya.
Dengan fitur-fitur yang sudah tersedia, Erista mencoba menjadi “One-stop-application” bagi Gereja dan Jemaatnya. Jadi, dengan adanya aplikasi seperti Erista ini bukanlah menjadi suatu beban, melainkan membantu meringankan beban yang sudah ada di dalam gereja. Bagaimana dengan Gereja anda? Tertarik untuk mencoba aplikasi gereja “Erista”?
Di jaman digital saat ini, hampir sebagian besar manusia telah menggunakan teknologi perangkat elektronik berupa handphone, komputer, laptop, tablet, dan lainnya. Perangkat elektronik bukan menjadi suatu hal yang asing lagi untuk manusia. Karena sebagian besar waktu manusia pasti digunakan untuk mengakses berbagai aplikasi atau software di perangkat elektronik baik secara online maupun offline.
Penelitian terbaru oleh McCrindle, sebuah organisasi penelitian sosial terkemuka, menemukan bahwa anak muda saat ini (Generasi Z dan Alpha) menganggap “kolaborasi dan kontribusi” sebagai gaya kepemimpinan yang ideal. Ini kontras dengan gaya “perintah dan kendali”, yang sering dipilih oleh generasi yang lebih tua.
Di jaman digital saat ini, hampir sebagian besar manusia telah menggunakan teknologi perangkat elektronik berupa handphone, komputer, laptop, tablet, dan lainnya. Perangkat elektronik bukan menjadi suatu hal yang asing lagi untuk manusia. Karena sebagian besar waktu manusia pasti digunakan untuk mengakses berbagai aplikasi atau software di perangkat elektronik baik secara online maupun offline.