5 menit - 13 Desember 2022
Sistem informasi gereja berbasis web - Saat ini di berbagai tempat di Indonesia menggunakan proyektor sudah menjadi hal biasa untuk menyampaikan materi ibadah kepada jemaat. Namun terdapat juga beberapa gereja yang tidak menggunakan media tersebut. Hal ini terjadi mungkin karena masalah dana, desain ruang dan sebagainya. Selain itu, ada juga gereja yang membagikan kertas-kertas atau buku kecil atau umumnya disebut sebagai teks liturgi yang digunakan untuk membantu atau mendukung jalannya kebaktian.
Dengan kegiatan seperti ini sehingga membuat jemaat harus membaca dan menggunakan kertas yang dibagikan untuk proses ibadah. Serta juga beberapa gereja masih menggunakan kertas untuk mendata jemaat seperti kehadiran jemaat. Jadi, guna mendukung praktek ramah lingkungan (lingkungan hijau) khususnya dalam mengurangi penggunaan kertas, pemanfaatan teknologi informasi berupa konten digital perlu diterapkan. Dengan ini maka solusi alternatifnya yaitu dengan mentransformasi. Simak selengkapnya!
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih luas tentang aplikasi gereja maupun manfaat serta solusi untuk gereja mari ketahui di sini!
Berdasarkan hasil analisis, kendala sistem informasi gereja ketika tidak menggunakan media manajemen sistem informasi gereja berbasis web. Pertama, media yang tersedia hanya dapat menyampaikan berita. Kedua, media tersebut hanya dapat diakses oleh para staf gereja, dan tidak memberi peluang atau kesempatan kepada jemaat untuk berperan didalamnya. Ketiga, kertas (hardcopy) warta atau pencatatan masih diberikan kepada jemaat setiap kali kebaktian maupun data kehadiran, yang tentunya mengakibatkan pemborosan kertas (tidak ramah lingkungan). Keempat, komunikasi yang sulit dijangkau antara pendeta, pengurus maupun jemaat sehingga kurang adanya kedekatan yang menyebabkan jauhnya akan makna solidaritas.
Penelitian telah mengungkapkan bahwa sistem informasi gereja berbasis web memberi manfaat yang sangat baik dan cocok untuk administrasi dan komunikasi gereja. Seperti contoh yang dilakukan oleh gereja Bethel Citichurch yang telah menggunakan software manajemen gereja Erista dalam layanan manajemen gerejanya. Manfaat yang dirasakan adalah gereja dapat mendata jemaat dengan mudah dan rapi dalam kehadiran maupun pelayanan, khususnya fitur small grub erista yang membantunya menjaga kedekatan maupun kelancaran dalam sistem komunikasi maupun kegiatan gereja dengan pengurus maupun jemaat.
Bukti ini dapat dilihat dari testimoni yang diberikan pastor gereja Bethel Citichurch yaitu “kami sudah menggunakan berbagai ChRM luar dan dalam negeri, Erista adalah ChRM terbaik, yang berfokus kepada gereja cell, dengan menu yang clean dan sangat user-friendly”. Dari pernyataan tersebut cukup jelas bahwa pastor ini berusaha keras bagaimana membuat manajemen gerejanya dapat diatur dengan mudah dan cepat dengan memanfaatkan perkembangan era digital saat ini yaitu mengatur dan membangun jemaat melalui alternatif sistem informasi gereja berbasis web erista.
Kemudian bagaimana dengan adanya statement seperti ini “media excel, whatsapp, instagram dan sejenisnya, bukankah itu juga bagian dari sistem informasi digital yang memudahkan? Bahkan media ini memiliki daya guna yang tidak menguras kantong atau terjangkau, tidak ada pembayaran di dalam penggunaannya?”. Jadi jawabannya ada pada pertanyaan ini, tunggu! Sebelumnya kita perlu mengamati dan rasakan saat gereja menggunakan media ini, apakah gereja dapat mendata, berkomunikasi dan berkolaborasi dengan baik?, apakah jemaat bisa fokus dengan penginjilan maupun yang lain jika melakukan diskusi di media tersebut?, apakah juga dapat diyakini jika jemaat tidak membuka konten lain selain berita penginjilan ketika menggunakan media tersebut?
Benar, media ini memang merupakan media digital yang lagi booming dan memudahkan, tapi apakah daya guna media ini sangat relevan dalam merealisasikan dan membangun misi gereja?. Dengan sistem gereja berbasis web, sebenarnya gereja dapat dimudahkan karena sistem pendataan, komunikasi maupun kolaborasi dapat terselubung dalam satu wadah dan tidak bercampur dengan informasi lain diluar kegiatan atau kebutuhan gereja.
Tujuan sistem informasi gereja berbasis web adalah guna membantu pendeta, pengurus maupun jemaat untuk benar-benar dapat fokus, khususnya dalam peribadatan, pelayanan maupun penyatuan kedekatan dan solidaritas di antara mereka. Oleh sebab itu artikel ini ditulis yaitu untuk mengajak gereja lebih terbuka dan mampu memanfaatkan teknologi layanan terbarukan dalam mengatur manajemen gerejanya dengan baik dan tidak mempersulit diri. Jadi, bagaimana cara untuk mendapatkan layanan sistem informasi gereja berbasis web atau aplikasi gereja?. Sederhana, cukup membuka google atau instagram dan tulis di pencarian tentang aplikasi gereja, misal tulis “aplikasi gereja erista.io/id atau @erista.id”.
Sistem informasi gereja berbasis web atau aplikasi gereja seperti erista dibuat untuk membantu dan memudahkan gereja dalam mengelola manajemen gereja. Motivasi ini muncul karena para pendiri software ingin memperbaiki sistem manajemen gereja lebih baik berdasarkan sistem perkembangan teknologi saat ini dan akhirnya terdorong untuk membuat software manajemen gereja dan membantu gereja memperbaiki sistem kehidupan sosial dan sistem manajemen gereja itu sendiri, terutama dalam menegakkan jiwa-jiwa yang beriman, yang pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan dunia yang lebih baik dan damai untuk ditinggali.